Rendezvous VS Iwak Peyek (The Importance of Positive Learning Environment)

Dua tahun yang lalu, saya melaksanakan PPL II (Praktik Pengalaman Lapangan) sebagai mata kuliah wajib dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang saya ambil. Hal ini berbeda dengan PPL I (microteaching) di kelas perkuliahan sambil di monitoring oleh dosen yang bersangkutan. Kali ini saya mengajar di sebuah SMK swasta di Surabaya. Jujur, inilah pertamakalinya mengajar di kelas apalagi murid-murid yang saya hadapi adalah 95% COWOK. Sebuah tantangan baru yang harus saya hadapi.

Di awal, saya dan murid-murid selalu berkenalan dari satu kelas ke kelas lain sambil membahas kelas kontrak untuk mnyepakati larangan apa yang mereka buat saat di kelas. Ternyata mereka humble, cheers, kocak, dan segala sifat-sifat mereka di luar dugaan saya kepada anak SMK yang terkenal urak”an. Hanya ada satu atau dua anak saja yang suka bolos dan hal itu ditangani sendiri oleh guru BK yang bersangkutan. Tapi ada satu hal yang perlu digarisbawahi ketika mengajar mereka. Yakni ketika mereka bergurau sungguh kelewat batas. Bukan hanya saat bersama teman sebaya mereka saja, tapi hal ini juga mereka aplikasikan ke dalam kelas pelajaran.  Termasuk dalam pelajaran bahasa inggris yang saya ajarkan.

Untuk masalah bergurau, memang saya juga menyukainya. Terlebih bersama mereka yang membuat perut saya terkoyak cekikikan. Pernah suatu ketika saya Mereka terkadang lebay dan terlihat caper, maklum saja mereka minim mempunyai guru perempuan.

Serba-serbi PPL 2

Welcome to SMK Antartika Surabaya

        Pasca Musibah yang kualami 11 Juli (Musibah apa) ?? aku jatuh terserempet sepeda motor dan terkena Gagar Otak Ringan. tapi Alhamdulillah 2 minggu aku berhasil melawan rasa sakitku dengan berbagai bantuan medis dan pijat tulang).Aku ditakdirkan normal kembali.Thx a lot God 

       Yap,, Dua minggu juga aku telat melaksanakan tugasku PPL mengajar di SMK Antartika Surabaya. 25 Juli 2011, itulah pertama kalinya aku masuk untuk piket. Berbagai sambutan hangat dari teman-teman juga para guru. Mereka begitu welcome. Tapi bagaimana dengan kelasku ?? Siapa yang saya ajar ?? Bagaimana muridnya?

      Di hari kedua, aku dan temanku, Difa, disuruh seorang guru mengisi kelas kosong X TKR 1 untuk mencatat masalah mesin Frais. Meski aku begitu asing dengan pelajaran itu, kita tetap memasuki kelas. Dihadapan murid yang 99 % cowok, kita memasuki kelas. Sambutan hangat juga sorakan riuh bocah-bocah  membuatku malu. 

      "Guru baru lagi, kenalan dong....!" teriak mereka. Karena minggu kemarin Difa sudah memasuki kelas mereka.

      Sungguh di luar dugaanku, mereka 100% bandel bahkan tak mau mencatat apa yang diamanahkan. Mulut mereka, tingkah laku mereka, seakan-akan budaya ini telah dilunturkan oleh generasi penerus yang tak bermoral. Sungguh aku dibuat kewalahan menghadapi bocah-bocah ingusan seperti mereka. Bahkan dua orang pun tak cukup. Aku bahkan kehausan juga kelaparan menghadapi mereka. Tapi kelakuan mereka juga membuatku ingin tertawa ngakak.

Sebenernya mereka asyik, lucu, menyenangkan. But, Plis deh ,,, hilangin tuh bandelnya !!!!!